SAPI YANG TIDAK ADA DUANYA DI DUNIA

Posted


Madura yang dikenal dengan pulau garamnya ternyata banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya dalam hewan ternak seperti sapi lokal yang ada di Indonesia, dimana madura mempunyai sapi lokal yang di akui oleh dunia. Sapi Madura adalah salah satu bangsa sapi asli Indonesia, banyak didapatkan di Pulau Madura. Salah satu kelebihan sapi Madura adalah tahan terhadap kondisi-pakan yang berkualitas rendah. Namun ada kecenderungan bahwa mutu sapi Madura menurun produktivitasnya atau terjadi pergeseran nilai (produktivitas) dari waktu ke waktu, yang sanipai saat ini pertyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Telah dilakukan penelitian yang diarahkan kepada peningkatan produktivitas melalui seleksi bibit dan perbaikan pakan, tatalaksana pemeliharaan dan penanganan faktor sosial ekonomi pemeliharaan sapi Madura.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa dari 535 ekor sapi jantan muda yang diamati di P.Madura, ternyata sapi yang baik terseleksi sebanyak 30 ekor. Libido sapi Madura calon pejantan sangat kuat, tetapi produksi semen masih agak rendah, yaitu: rata-rata 1,0-1,3 ml/ejakulasi dengan konsentrasi 409 juta spermatozoa. Pemberian gliricidia sebanyak20% + dedak 1,5%bobotbadandenganjerami kedelaiad libitum meningkatkan bobot badan 451 gr/ekor/hari. Hasil pengamatar di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya menunjukkan, bobot hidup dari sapi yang dipotong masih dibawah 250 kg dengan bobot karkas antara 50,96% – 51,72%. Dari segi tatalaksana pemeliharaan menunjukkan, sekitar 80% petani pemelihara menggunakan sapi Madura sebagai sapi kerja denganjumlah kisaran pemeliharaan 1,25-2,5 unitternak. Status pemilikan sapi Madura di peternak, antara lain: sebagai sapi sendiri dan sapi gaduhan. Ratio antara jumlah sapi gaduhan dengan jumlah tenaga kerja keluarga produktif masih rendah, berkisar antara 1,0 – 1,5.
Disimpulkan bahwa seleksi calon pejantan sapi Madura merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu sapi Madura yang cenderung menurun. Gliricidia merupakan salah satu jenis tana man yang dapat dipakai untuk memperbaiki penampilansapi Madura.

Ada dua pendapat mengenai asal-usul Sapi Madura. Pendapat pertama, Sapi Madura adalah  persilangan antara  Bos sondaicus (yang menurunkan ciri-ciri sapi berpunuk) dengan Bos indicus (yang memberikan warna pada bulu). Pendapat kedua disimpulkan oleh Popescu dan Smith (1998), yang menyatakan bahwa Sapi Madura merupakan hasil perkawinan silang antara indukan Bos taurus atau Bos javanicus dengan pejantan Bos indicus. Hal ini ditunjukkan dengan kemiripan Sapi Madura dengan Bos taurus, kecuali pada kromosom Y-nya yang mirip dengan Bos indicus.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
  • Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
  • Paha belakang berwarna putih.
  • Kaki depan berwarna merah muda.
  • Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
  • Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
Dengan posisinya sebagai ras murni sapi Indonesia, kemurnian dari Sapi Madura memang harus dipertahankan, karena merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia. Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik.  Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.
Peraturan tentang Pelestarian Sapi Madura telah dikeluarkan sejak zaman kolonial Belanda, tertuang dalam staatsblad (lembaran negara) No. 226/1923 dan No. 57/1934, serta No. 115/1937. Tahun 1934 pemerintah juga telah menetapkan bahwa Sapi Madura seragam dalam bentuk dan warna. Bahkan pada pasal 13a Undang-undang No. 6/1967, telah ditetapkan tentang pokok-pokok peternakan dan kesehatan hewan. Yang merupakan upaya untuk mempertahankan populasi, menjaga bentuk,warna kulit, serta meningkatkan kualitas produksi Sapi Madura. Dengan kebijakan ini diharapkan pula dapat mencegah tersebarnya penularan jenis penyakit antrax dan sapi gila yang selama ini menjadi momok yang menakutkan masyarakat.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura adalah sbb: :
  • Baik jantan ataupun betina sama-sama berwarna merah bata.
  • Paha belakang berwarna putih.
  • Kaki depan berwarna merah muda.
  • Tanduk pendek beragam. Pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm.
  • Panjang badan mirip Sapi Bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.
  •  
Dengan posisinya sebagai ras murni sapi Indonesia, kemurnian dari Sapi Madura memang harus dipertahankan, karena merupakan salah satu kekayaan plasma nutfah Indonesia. Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta jasad renik.  Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.
Peraturan tentang Pelestarian Sapi Madura telah dikeluarkan sejak zaman kolonial Belanda, tertuang dalam staatsblad (lembaran negara) No. 226/1923 dan No. 57/1934, serta No. 115/1937. Tahun 1934 pemerintah juga telah menetapkan bahwa Sapi Madura seragam dalam bentuk dan warna. Bahkan pada pasal 13a Undang-undang No. 6/1967, telah ditetapkan tentang pokok-pokok peternakan dan kesehatan hewan. Yang merupakan upaya untuk mempertahankan populasi, menjaga bentuk,warna kulit, serta meningkatkan kualitas produksi Sapi Madura. Dengan kebijakan ini diharapkan pula dapat mencegah tersebarnya penularan jenis penyakit antrax dan sapi gila yang selama ini menjadi momok yang menakutkan masyarakat.
Secara umum, Sapi Madura memiliki beberapa keunggulan seperti :
  • Mudah dipelihara.
  • Mudah berbiak dimana saja.
  • Tahan terhadap berbagai penyakit.
  • Tahan terhadap pakan kualitas rendah.

Dengan kelebihan-kelebihan  tersebut , Sapi Madura banyak diminati oleh  para peternak bahkan para peneliti dari Negara lain.  Sudah banyak Sapi Madura dikirim ke daerah lain, apabila tidak diperhitungkan dengan baik, bisa jadi populasi Sapi Madura di pulau Madura akan terkuras serta mengancam kemurnian ras-nya.
Namun tak dapat dipungkiri, dari waktu ke waktu ada kecenderungan menurunnya  produktivitas Sapi Madura, atau terjadi pergeseran nilai (produktivitas) dari waktu ke waktu, yang sampai saat ini  belum diketahui dengan jelas faktor penyebabnya.

Beberapa upaya telah dilakukan melalui seleksi calon pejantan, seleksi bibit, perbaikan mutu pakan, tatalaksana pemeliharaan dan penanganan faktor sosial ekonomi pemeliharaan. Pemerintah pun telah memberlakukan peraturan dimana sapi jenis lain dilarang masuk pulau Madura. Sedangkan sapi Madura bebas diperdagangkan maupun dikembang biakan keluar di daerah lain, dengan jumlah yang dikontrol ketat.
Sapi dalam kehidupan masyarakat Madura, memang mempunyai tempat yang khusus. Jasanya terhadap para petani tidak dapat dipandang sebelah mata. Tanah pertanian yang tandus tetap dapat ditanami dengan bantuan Sapi. Alat transportasi yang sulit didapat dipedalaman Madura juga dapat teratasi dengan tenaga sapi yang di padukan dengan pedati, yang di sebut dengan “Sapi Pajikaran

Sapi Madura betina dengan kualitas bagus mempunyai peran sebagai “ Sapi Pangorbi” ( induk betina ) untuk diambil anaknya (keturunannya). Sapi bagi petani juga  merupakan investasi seperti tabungan yang mudah dijadikan uang pada saat diperlukan.
Bukan hanya mempunyai tempat khusus di kehidupan para petani di Madura, Sapi Madura juga membawa pengaruh terhadap tradisi budaya yang memberikan efek positip terhadap kelestarian Sapi Madura ini.  Sapi Madura berjenis kelamin jantan, dimanfaatkan sebagai  “Sapi Kerapan”, sebagai bagian dari budaya tradisi pertanian ,yang  nantinya menjadi salah satu aset pariwisata yang penting di tanah Madura.
Sedangkan untuk Sapi Madura berjenis kelamin  betina,  selain dijadikan  “Sapi Pangorbi”, juga dijadikan “Sapi Phajangan” atau “Sapi Lotrengan” atau juga sebagai “Sapi Sono”. Sampai saat ini “Sapi Sono” masih menjadi bagian dari tradisi petani di sumenep dan Pamekasan. Di daerah Sumenep pemeliharaan “ Sapi Sono” masih dapat ditemukan di daerah Ganding , Batu putih , bluto dan Batang.
Sumber :
  • Wikipedia.org
  • triakoso.wordpress.com
  • maduracenter.wordpress.com
  • kabarmadura.com
  • untunx83.multiply.com
  • sumenep.go.id
  • nsukotjo.multiply.com








This entry was posted at 22.32 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar

Posting Komentar

English French German Japanese Korean Chinese Russian Spanish India Saudi Arabia Netherland Portugal Italian Philippines Ukraina Norwegia
Powered by Widget translator
Create a Meebo Chat Room